Bagian Kelima Memulai Minimarket Mandiri: Komputerisasi Minimarket
Pada bagian kelima ini saya akan melanjutkan tulisan saya dengan topik komputerisasi minimarket. Bagi yang belum membaca tahapan sebelumnya langkah-langkah mendirikan minimarket mandiri, bisa dibaca di bagian keempat berikut.
Apakah komputerisasi minimarket mandiri perlu dan wajib? jawabannya adalah bukan suatu keharusan namun akan sangat memberikan manfaat apabila kita melakukannya. Komputerisasi yang saya maksudkan disini adalah stocking, tracking, pelaporan untung dan rugi, transaksi penjualan dan pembelian dengan menggunakan program point of sales (POS). Kita bisa saja melakukan semua kegiatan diatas secara manual. Namun pertanyaannya adalah, bagaimana kalau seandainya minimarket mandiri kita semakin berkembang dan stok barang semakin banyak? bagaimanakah cara efektif untuk melakukan semuanya? apakah dengan pencatatan manual akan menjamin laporan-laporan yang kita siapkan memberikan data akurat yang bisa menggambarkan keadaan minimarket kita sesungguhnya? apakah dengan cara manual kita bisa melakukan rekap berapa sebenarnya keuntungan atau bahkan kerugian kita dalam periode waktu tertentu? Apakah dengan cara manual kita bisa melakukan tracking penjualan setiap harinya? apakah dengan cara manual kita bisa melakukan deteksi kealpaan (saya tidak mau menyebut kecurangan) di meja kasir? dan beberapa pertanyaan lainnya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas saya serahkan ke anda masing-masing.
Seandainya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah kita tidak bisa melakukan dengan secara cepat dan akurat dengan cara manual, maka solusinya tidak lain dan tidak bukan adalah kita harus melakukan program komputerisasi di minimarket mandiri kita. Sekali lagi yang perlu ingat, minimarket yang kita dirikan ini adalah minimarket mandiri, bukan franchise. Dengan demikian segala sesuatu yang terkait dengan semua operasional minimarket, kita lah yang harus sediakan dan persiapkan, termasuk hal yang terkait dengan program komputerisasi ini.
Tahapan awal dari program komputerisasi tentu saja mencari vendor-vendor pembuat program POS, kemudian membandingkan dari sisi harga, teknis, kemampuan program POS yang kita inginkan, service after sales-nya seandainya kita mempunyai masalah. Bukan bermaksud promosi, saya bisa merekomendasikan salah satu vendor pembuat program POS yang mungkin bisa anda pertimbangkan untuk anda pilih, namanya PT MKT, alamatnya di Jalan Kaliurang KM9, Jogja. Saya sudah menjadi pelanggan mereka dari awal berdiri minimarket saya sampai saat sekarang ini, dan saya menggunakan produk program POS windows based dari mereka. Setelah kita bisa memilih vendor dan menentukan program POS apa yang ingin kita gunakan, tahap berikutnya tentu saja menyediakan komputer, printer, dan barcode reader-nya. Supaya tidak ribet, menurut hemat saya lebih baik sekalian kita membeli satu paket melalui vendor yang kita pilih tadi. Maksud satu paket disini adalah membeli program POS, komputer, printer, dan barcode reader dari satu vendor. Bagaimana spesifikasi hadware diatas, bisa kita konsultasikan dengan vendor tersebut dan tentu saja disesuaikan dengan dana yang kita punya/siapkan untuk melakukan program komputerisasi ini.
Setelah semua siap, program POS sudah terpasang di komputer dan kita sudah bisa mengoperasikan (biasanya vendor akan menawarkan pelatihan gratis sesaat setelah kita membeli program POS dari vendor tersebut), langkah selanjutnya adalah memasukkan data-data item-item atau barang-barang yang ada di minimarket kita ke dalam program POS tadi. Masing-masing program POS mempunyai Graphic User Interface (GUI) sendiri-sendiri. Namun biasanya hal umum yang bisa dijumpai di semua program POS adalah adanya menu untuk memasukkan item/barang, menu untuk penjualan, rekap dan pelaporan. Saya sarankan anda turun langsung dan mencoba sendiri memasukkan item-item tersebut dengan program POS yang baru anda pasang, karena dengan begitu pada nantinya anda bisa melatih karyawan-karyawan anda sendiri dan tentu saja anda akan menjadi lebih tahu seluk beluk program POS yang anda pasang, untuk menghindari kealpaan-kealpaan yang mungkin terjadi setelah minimarket anda benar-benar secara penuh mengimplementasikan dan beroperasi dengan program POS tersebut. Pengalaman saya pada saat untuk melakukan inventarisasi dan memasukkan data-data item atau barang yang ada di minimarket butuh waktu kurang lebih sebulan penuh sampai benar-benar semua data masuk ke dalam program POS dengan menggunakan tenaga 2 orang full time khusus untuk melakukan input data. Namun tentu saja durasi waktu dan berapa jumlah tenaga yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut diatas tergantung dengan jumlah item atau barang yang ada di minimarket kita masing-masing.
Ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan memasang dan menggunakan program POS di minimarket kita. Selain pencatatan transaksi dan laporan yang lebih akurat, dari sisi konsumen juga akan lebih merasa nyaman berbelanja di tempat kita, karena mereka akan mendapatkan kepastian harga dan struk pembelian yang pasti. Dari sisi kita, kebanggaan akan kita dapatkan, karena kita bisa memberikan pelayanan kepada pembeli dibarengi dengan teknologi. Bisa jadi nanti dari mulut ke mulut, satu pembeli ke pembeli berikutnya, akan berkembang informasi bahwa berbelanja di minimarket kita terasa nyaman, karena semua serba terdata di komputer.
Selain program POS, hal lainnya yang tidak kalah penting yang bisa kita pertimbangkan untuk dipasang di minimarket kita adalah memasang perangkat CCTV. Namun tentu saja urgensinya disesuaikan dengan kondisi minimarket dan lingkungan di sekitar minimarket kita masing-masing. Banyak vendor yang menawarkan program pemasangan CCTV dan kita tinggal memilih mana yang kira-kira cocok dengan kondisi dan keperluan kita. Dengan maraknya pemberitaan tentang tindak kejahatan yang menimpa minimarket-minimarket, tidak ada salahnya kita memasang perangkat CCTV ini. Berapa jumlah kamera CCTV yang akan kita pasang, bisa kita sesuaikan dengan seberapa luas bangunan minimarket tadi. Menurut hemat saya kamera-kamera CCTV yang kita pasang sebisa mungkin meng-cover semua isi ruangan minimarket, bagian depan, tengah, belakang, bagian kasir, pintu masuk, dan halaman luar/parkir minimarket. Dengan memasang perangkat CCTV secara psikologis akan memberikan jaminan keamanan kepada pembeli untuk berbelanja di minimarket kita, selain itu memberikan terapi kejut kepada orang-orang yang mempunyai pikiran jahat untuk berpikir ulang seribu kali untuk melakukan tindak kejahatan di minimarket kita tadi.
Bersambung bagian keenam,....
sumber; Widodo Nugroho (www.tulisan-ringan.com)
Tampilkan postingan dengan label 8 Tahapan bisnis minimarket. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 8 Tahapan bisnis minimarket. Tampilkan semua postingan
Cara Memulai Bisnis Minimarket Mandiri
Bagian Keempat Memulai Minimarket Mandiri: Mengisi Barang
Pada bagian keempat ini saya akan membahas langkah selanjutnya dari kelanjutan langkah-langkah sebelumnya, yaitu mengisi barang. Yang saya maksud dengan mengisi barang disini adalah menyediakan semua kelengkapan yang diperlukan sampai benar-benar minimarket tadi siap untuk beroperasi, tentu saja terutama yang terkait dengan kelengkapan dan ketersediaan item-item yang akan dijual di minimarket.
Sebelum saya menginjak pada bahasan mengisi item yang akan tersedia dan dijual di minimarket, ada baiknya saya akan menyinggung sedikit mengenai pentingnya kita menyiapkan nama dan logo minimarket kita tersebut. Nama dan logo membantu pembeli untuk mengingat kembali dimana mereka bisa mendapatkan atau membeli sesuatu, merekam kesan dimana mereka mendapatkan pelayanan berbelanja menyenangkan, dan tentu saja secara tidak langsung mereka bisa menjadi tenaga marketing kita. Mereka akan menyampaikan dan bercerita pengalaman berbelanja yang menyenangkan yang mereka dapatkan di minimarket kita kepada teman, kolega, dan saudaranya dan begitu seterusnya (mouth marketing). Tentu saja mereka akan menyebut nama minimarket kita pada saat mereka bercerita. Semakin sering disebut, semakin terkenal minimarket kita. Jadi begitulah, betapa pentingnya nama dan logo minimarket kita tersebut. Dalam penentuan nama dan logo minimarket, sebisa mungkin dipilih yang menarik, mudah diingat, dan tentu saja yang mempunyai nilai komersial. Saya tidak ahli dalam mencari atau menentukan nama minimarket dan sekaligus logonya. Saya lebih cenderung untuk berkonsultasi kepada ahlinya, misal kepada seorang design interior, atau brand consultant. Kita bisa googling informasi mengenai jasa konsultasi pembuatan logo dan brand consultant yang terdekat di kota kita masing-masing.
Langkah berikutnya adalah memulai mengisi barang. Ingat minimarket kita ini adalah non franchise. Artinya semua tahapan pengisian barang harus kita sendiri yang menginisiasi, dari mencari informasi sales, lokasi-lokasi grosir, membuka jaringan dengan mereka, mengontrol ketersediaan stock, mengisi stock, sampai memonitor produk-produk baru yang muncul di pasaran. Berbeda dengan minimarket franchise, semua stock barang dipasong oleh pemegang lisensi.
Pada saat akan memulai mengisi barang, jangan sungkan untuk turun sendiri mengenal lapangan. Pasar tradisional adalah salah satu tempat atau lokasi berkumpulnya sales-sales produk makan, minuman, sembako, alat-alat keperluan rumah tangga dan lain sebagainya. Biasanya mereka men-drop barang-barang tersebut di pasar-pasar tradisional. Jadi salah satu tempat yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi adalah pasar tradisional. Disana kita bisa memulai untuk melakukan survey harga, mengetahui toko-toko grosir tempat nanti kita berbelanja, dan juga tempat dimana kita bisa memulai membuka jaringan dengan sales-sales produk diatas. Setelah kita bisa membuat jaringan dengan mereka, pada akhirnya nanti kita bisa meminta sales-sales tersebut mendrop barang-barangnya langsung ke minimarket kita, dengan demikian kita akan mendapatkan harga beli langsung dari sales produk yang bersangkutan. Dibandingkan apabila kita mencari barang di tempat lain yang bisa jadi harganya sudah dinaikkan dari harga beli sebenarnya. Selain pasar tradisional, tempat yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi adalah retail-retail grosir yang besar. Disana kita bisa mengecek dan sekaligus membandingkan harga produk-produk yang tersedia. Dengan demikian kita akan mempunyai daftar perbandingan harga produk-produk dari beberapa tempat tersebut yang pada nantinya kita bisa menentukan atau memilih dimana kita bisa membeli barang-barang yang akan kita jual kembali di minimarket kita dengan harga yang kompetitif.
Setelah kita tahu dimana kita bisa berbelanja, kemudian sales-sales produk sudah mulai mengunjungi minimarket kita, langkah berikutnya adalah membuat tata letak rak yang menarik, mengelompokkan item-item produk dalam kelompok rak tertentu untuk memudahkan pembeli mencari item barang yang diinginkan. Misalnya produk makanan sebaiknya dikelompokkan pada rak tersendiri khusus untuk makanan jangan dicampur dan diletakkan bersama item yang lainnya. Demikian juga dengan produk minuman, mie instant, sabun mandi, minyak goreng, sembako, kosmetika, obat-obatan, toiletries, peralatan rumah tangga, minuman dingin, dan lain sebagainya sebaiknya diletakkan pada kelompok rak-rak masing-masing. Dengan item-item yang dikelompokkan pada kelompok raknya masing-masing, selain pembeli yang akan dimudahkan dalam mencari barang yang akan dicari, juga akan memudahkan kita pada saat kita melakukan pengecekan stock barang yang sudah habis, akan habis, atau yg masih relatif utuh. Langkah selanjutnya adalah labeling rak dan harga item-item yang ada di rak tersebut. Tujuannya sama, memberikan informasi kepada pembeli tentang lokasi barang dan tentu saja harganya seinformatif mungkin.
Bersambung pada bagian kelima,.....
sumber; Widodo Nugroho (www.tulisan-ringan.com)
Cara memulai Bisnis Minimarket
Bagian Ketiga Memulai Minimarket Mandiri: Menyiapkan Sarana Fisik
Pada bagian ketiga ini saya akan melanjutkan bahasan mengenai menyiapkan sarana fisik untuk minimarket mandiri. Setelah anda betul-betul sudah memahami segmen pasar dan pada akhirnya anda sudah bisa menentukan dan memilih lokasi di mana anda akan mendirikan minimarket mandiri, langkah berikutnya adalah menyiapkan sarana fisik. Saya akan bagi menjadi 3 hal pada bagian ini; pertama menyiapkan dan atau mendirikan bangunan fisik minimarket, kedua menyiapkan rak, perkakas, furniture minimarket, dan yang ketiga adalah perekrutan tenaga operasional yang akan mengoperasikan minimarket mandiri.
Tidak bisa dipungkiri untuk memulai bisnis minimarket mandiri ini tidak bisa dipisahkan dari kesiapan dana yang kita miliki. Seberapa besar dana tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing. Seberapa besar dan lengkap minimarket mandiri yang akan kita dirikan nantinya bisa disesuaikan dengan kesiapan dana tersebut. Apabila dana yang kita miliki relatif kecil bukan berarti kita tidak bisa mewujudkan impian kita untuk mempunyai dan memulai usaha minimarket mandiri ini. Semua ide bisnis berawal dan hanya bisa dijalankan dengan niat yang kuat untuk memulainya. Bukan diawali dengan dana, bukan diawali dengan modal, bukan diawali dengan uang, namun diawali dengan niat dan tekad yang kuat untuk melakukannya. Modal bisa didapatkan belakangan. Sekarang sudah banyak lembaga finansial, baik bank dan lembaga yang lainnya, yang bersedia memodali usaha kecil dan menengah. Sekali lagi yang paling penting dalam memulai berwirausaha adalah ide dan niat.
Minimarket mandiri bisa anda dirikan di atas fisik bangunan milik anda sendiri, ataupun menyewa bangunan dari orang lain. Akan sangat bagus kalau anda sudah mempunyai bangunan yang sudah anda siapkan untuk menjalankan bisnis ini. Namun sebenarnya jenis usaha ini sangat fleksibel. Bisa dijalankan dimana saja. Usaha minimarket mandiri bisa dimulai dari sebuah garasi, gudang, atau sebuah kamar kosong yang mungkin kurang dimanfaatkan atau jarang terpakai di rumah anda. Dari sebuah ruangan kecil tersebut kalau anda sangat menekuni usaha ini dengan sebaik-baiknya niscaya nanti bisa berkembang menjadi lebih besar dan minimarket anda perlahan namun pasti bisa mempunyai dan menempati bangunan fisik atau gedung sendiri. Pernahkan anda membaca sebuah kisah kesuksesan bagaimana dan dari mana kedua pendiri Google memulai usahanya? Iya betul, dari sebuah garasi mobil di rumah. Saya tidak ingin membandingkan apa yang saya lakukan dengan kisah pendiri Google di atas. Saya mengawali usaha minimarket mandiri saya dari sebuah garasi kecil di rumah saya tahun 2003 silam, dan Alhamdulillah kini minimarket mandiri saya sudah berdiri di atas bangunan sendiri, tidak kalah dengan minimarket-minimarket franchise. Anda juga bisa menyewa sebuah ruko atau bangunan dari orang lain kemudian anda sulap menjadi minimarket. Semua tergantung hasil analisa data-data yang anda miliki dari kedua langkah yang sudah kita bahas sebelumnya (memahami segmen pasar dan memilih lokasi ).
Setelah anda memiliki bangunan atau ruko yang siap digunakan untuk memulai usaha minimarket mandiri, langkah berikutnya adalah menyiapkan perkakas, furniture, dan rak-rak yang nantinya akan digunakan untuk menempatkan barang-barang atau item yang akan dijual di minimarket anda. Bagaimana tata letak furniture atau rak-rak tersebut sangat tergantung dari selera anda masing-masing dan tentu saja juga tergantung dari seberapa luas bangunan atau ruangan tersebut. Ada baiknya untuk meletakkan dan menyusun rak-rak ini anda meminta tolong kepada ahlinya, misalnya kepada desain interior atau arsitek, karena tata letak rak-rak yang bagus dan menarik akan membuat para pelanggan akan betah berbelanja di minimarket anda pada nantinya.
Sekarang sudah ada beberapa korporasi atau perusahaan yang khusus menjual perangkat-perangkat kebutuhan minimarket seperti rak, komputer, barcode, sampai kepada program point of sales (POS). Rak-rak yang akan digunakan di minimarket anda, tidaklah harus selalu baru. Anda bisa memesan rak-rak second-hand kepada perusahaan tadi. Tanyakan kepada mereka perbandingan harga apabila anda memesan rak yang baru dengan yang second-hand. Seandainya beda harganya tidak terlalu jauh, tentu saja lebih baik memesan rak-rak baru. Namun kalau harganya terpaut jauh, memesan dan membeli rak-rak second-hand tidak ada salahnya. Minta kepada mereka untuk mengecat kembali rak-rak tersebut.
Selain rak, ada baikknya anda mulai mempertimbangkan dan memikirkan untuk mulai menyiapkan perangkat komputer, barcode reader, printer, dan program aplikasi POS untuk minimarket anda ini. Program POS sangat umum dimiliki oleh minimarket-minimarket karena program atau aplikasi ini sangat membantu untuk mencatat stock pembelian, penjualan, pelaporan untung dan rugi, dan memudahkan kita melayani pembeli. Program POS ada yang berbasis DOS, Linux, maupun Windows. Program mana yang ingin anda gunakan tentunya sesuai dengan pilihan anda masing-masing. Awalnya minimarket saya menggunakan aplikasi POS berbasis DOS, namun kemudian sekarang berganti ke aplikasi POS berbasis Windows karena kebetulan software house yang tempat saya membeli aplikasi POS ini memigrasi aplikasi POS ini dari DOS ke Windows (Baca cerita selengkapnya disini). Namun begitu tentu saja perangkat-perangkat seperti komputer, printer, barcode reader, program POS bisa anda siapkan belakangan di kemudian hari seandainya transaksi dan pencatatan stock di minimarket akan anda lakukan secara manual terlebih dahulu.
Perekrutan tenaga operasional sangat bergantung kepada seberapa besar minimarket mandiri yang akan anda jalankan. Untuk awal berdirinya minimarket, menurut hemat saya sebaiknya anda turun sendiri langsung untuk menjalankan bisnis ini. Dari sana anda akan bisa banyak belajar seluk-beluk mengoperasikan usaha ini, dari mencari suplier, sales, belanja item-item yang akan anda jual kembali, menentukan harga, membuat promosi, melayani pembeli, mengoperasikan komputer yang sudah terinstal program POS, dan lain sebagainya. Seiring berjalan dan berkembangnya minimarket mandiri, anda kemudian bisa memikirkan dan mempertimbangkan kira-kira membutuhkan berapa orang tenaga operasional yang akan membantu anda. Pelatihan kepada tenaga atau pegawai baru bisa anda lakukan sendiri, karena anda sudah banyak belajar dan mengetahui seluk-beluk bisnis anda ini. Setelah anda merasa yakin bahwa tenaga operasional ini sudah bisa dilepas, maka pekerjaan-pekerjaan teknis mengurus minimarket mandiri mulai bisa anda delegasikan kepada tenaga operasional tersebut. Tugas anda berikutnya adalah supervisi sekaligus memikirkan strategi bisnis bagaimana cara membesarkan minimarket mandiri anda tersebut.
Bersambung pada bagian keempat,.....
sumber; Widodo Nugroho (www.tulisan-ringan.com)
Cara Menjalankan Bisnis Minimarket
Tahapan-Tahapan Mendirikan Bisnis Minimarket Bukan Waralaba (Non Franchise) untuk Pemula
Bagi yang ingin memulai menjalankan bisnis minimarket non waralaba atau non franchise, berikut tahap demi tahap langkah-langkah yang mungkin bisa dipertimbangkan. Tulisan berikut merupakan kompilasi tulisan-tulisan saya sebelumnya dari bagian kesatu sampai kedelapan langkah demi langkah mendirikan minimarket non waralaba.
1. Bagian Pertama Memulai Minimarket Mandiri: Mengenal Segmen Pasar
2. Bagian Kedua Memulai Minimarket Mandiri: Memilih Lokasi
3. Bagian Ketiga Memulai Minimarket Mandiri: Menyiapkan Sarana Fisik
4. Bagian Keempat Memulai Minimarket Mandiri: Mengisi Barang
5. Bagian Kelima Memulai Minimarket Mandiri: Komputerisasi Minimarket
6. Bagian Keenam Memulai Minimarket Mandiri: Strategi Penjualan
7. Bagian Ketujuh Memulai Minimarket Mandiri: Strategi Memutar Modal dan Laba
8. Bagian Kedelapan Memulai Minimarket Mandiri: Sedikit Kiat Menjalankan Minimarket
sumber ; Widodo Nugroho (www.tulisan-ringan.com)
Langganan:
Postingan (Atom)